Jumat, 06 Februari 2009

JANGAN MUNAFIK YAA...

Pada masa kini pengertian "munafik" seringkali diselewengkan. Seorang muslim yang menolak ajakan maksiat sering dicemooh sebagai orang munafik. Seorang muslim yang berupaya sungguh-sungguh untuk menerapkan nilai-nilai Islam, bahkan juga dicemooh sebagai orang munafik. Inilah kesesatan dunia yang menyesatkan orang-orang yang tidak waspada terhadap tipudaya dunia. Mereka hanya berpikir, "Apa kata dunia?"
Sesungguhnya kata "munafik" berarti seorang manusia yang berpenampilan formal sebagai muslim (semua identitas tertulis menunjukkan bahwa yang bersangkutan adalah muslim), dan menjalankan ibadah ritual (misal: shalat, puasa, zakat,atau haji), namun hatinya sangat membenci nilai-nilai Islam dan orang-orang yang berusaha menerapkannya (ia belum bisa tidur bila dalam satu hari belum menghujat nilai-nilai Islam dan orang-orang yang berusaha menerapkannya).
Allah SWT menjelaskan, "Dan apabila dikatakan kepada mereka (orang-orang munafik), "Mari kita berhukum kepada yang diturunkan Allah kepada Rasul (Al Qur'an)", maka engkau dapati orang-orang munafik itu akan menolak dengan sekuat-kuatnya" (QS.4:61).
Penjelasan Allah SWT tersebut menunjukkan bagian detail dari sifat orang munafik yang menyimpan kebencian terhadap nilai-nilai Islam dan orang-orang yang berusaha menerapkannya. Penjelasan Allah SWT tersebut menggambarkan, bahwa: Pertama, orang-orang munafik tidak berkenan menggunakan nilai-nilai Islam sebagai acuan pemikiran, sikap, dan perilaku. Kedua, orang-orang munafik enggan menjadikan Al Qur'an dan Al Hadist sebagai sumber nilai-nilai yang dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Ketiga, orang-orang munafik gemar berpaling sekuat-kuatnya dari nilai-nilai yang terdapat dalam Al Qur'an dan Al Hadist.
Oleh karena itu setiap muslim harus bersungguh-sungguh menghindarkan diri dari ciri-ciri orang munafik, caranya: Pertama, tetap tegar menolak ajakan maksiat meskipun dicemooh sebagai orang munafik. Kedua, tetap berupaya sungguh-sungguh menerapkan nilai-nilai Islam dalam kehidupan sehari-hari, meskipun dicemooh sebagai orang munafik. Ketiga, tetap berpegang kuat pada nilai-nilai Islam, meskipun dunia mencemooh nilai-nilai Islam. Keempat, tetap berpenampilan sebagai muslim, tetap menjalankan ibadah sebagaimana dicontohkan oleh Rasulullah Muhammad SAW, tetap berupaya mencintai dan menerapkan nilai Islam serta mendukung orang-orang yang berusaha menerapkan nilai-nilai Islam. Kelima, tetap menjadikan Al Qur'an dan Al Hadist sebagai sumber nilai-nilai yang akan diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Keenam, tetap berupaya sekuat-kuatnya (dengan penuh kesabaran), dalam menjelaskan kepada orang-orang munafik tentang kekeliruan pemikiran, sikap, dan perilaku mereka
Musyrik
Musyrik artinya orang yang menyekutukan atau menyerikatkan Allah SWT dengan sesuatu baik dalam keyakinan maupun dalam ibadah.

Keimanan dan keyakinan terhadap Allah merupakan faktor terpenting untuk menentukan, apakah seseorang tergoong orang yang beriman dengan sebenarnya atau tidak. Agama Islam telah menentukan bahwa yang dijadikan tempat memohon pertolongan dan memohon ampun hannyalah Allah, tetapi terkadang manusia dengan tanpa dsadari telah mengubah hal tersebut kepada yang lain, yaitu memohon pertolongan kepada selainnya, seperti kepada benda mati maupun benda hidup. Bahan yang sering terjadi adalah memohon pertolongan ketepada orangyang telah meninggal.

Dalam sejarah masyarakat arab pada masa jahiliyah atau sebelum Islam diturunkan, Masyarkat meminta pertolongan kepada berhala-berhala yang dibuatnya sendiri yang terbuat dari batu. Berhala dianggap memiliki kekuatn yang luar biasa, sehingga setipa saat mereka mendatangi berhala tersebut untuk meminta pertolongan , memohon ampun dan lainnya. Setelah Islam diturunkan, maka perbuatan seperti itu dihilangkan,karena yang patut untuk di mintai pertolongan, yang diyakini memiliki kekuatan Maha Luar Biasa hanyalah Tuhan semesta Alam Allah SWT dan orang yang mengakui adanya Allah SWT tetapi masih meminta pertolongan kepada selainNya maka dianggap musyrik (menyekutukan Allah : Manusia sebagai makhluk Allah meminta ampun dan memohon pertolongan(berdoa) kepada SelainNya)/

Islam melarang perbuatan musyrik.
" Dan mereka menyembah selain Allah apa yangtidak memberi manfaat kepada mereka dan tidak (pula) memberi mudharat kepada mereka. Adalah orang-orang kafir itu penolong (syetan untuk berbuat durhaka) terhadap Tuhannya" (Al Furqon : 55)

" Wahai anakku Janganlah kamu menyekutukan Allah, Sesungguhnya syirik adalah sungguh kedzaliman yang besar" (Luqman : 13)
" Sesungguya Allah tidak mengampuni dosa Syirik dan mengampuni dosa selain syirik bag siapa yang dikehendakiNya." ( An Nisaa 48)

Rasulullah sangat melarang umatnya meminta sesuatu keperluan hidupnya kepada tukang tenung, dukun-dukun atau peramal untuk menentukan nasibnya.

" Dari Wailah bin Asqo' ra berkata: aku mendengar Rasulullah s.a.w bersabda : Barang siapa datang kepada tukang tenung (ramal), lalu menanyakan tentang sesuatu yang gaib, maka tertutuplah pintu taubat baginya selama empat puluh malam. kalau ia percaya kepadanya maka kafirlah ia " (HR Thabrani).
B. KEFASIKAN

Menurut bahasa: alfisqu = alkhuruj (keluar)
Menurut syara : keluar dari keta’atan kepada Allah
Kefasikan ada 2 macam:

a) Kefasikan yang membuatnya keluar dari agama, yakni kufur, karena itu orang kafir juga disebut orang fasik

QS Al-Kahfi (18):50
Artinya: “Dan ketika Kami berfirman kepada para malaikat: “Sujudlah kamu kepada Adam, maka sujudlah mereka kecuali Iblis. Dia adalah dari golongan jin, maka ia mendurhakai perintah Tuhannya. Patutkah kamu mengambil dia dan turanan-turunannya sebagai pemimpin selain daripada-Ku, sedang mereka adalah musuhmu? Amat buruklah iblis itu sebagai pengganti bagi orang-orang yang zalim.”

QS As-Sajadah (32):20
Artinya: “Dan adapun orang-orang yang fasik maka tempat mereka adalah jahannam. Setiap kali mereka hendak keluar daripadanya, mereka dikembalikan ke dalamnya dan dikatakan kepada mereka: “Rasakanlah siksa neraka yang dahulu kamu mendustakannya.”

b) Kefasikan yang tidak membuat seorang keluar dari agama sehingga orang-orang fasik dari kamu muslimin disebut al-’ashi (pelaku maksiat), dan kefasikannya itu tidak mengeluarkannya dari Islam

QS An-Nuur(24):4
Artinya: “Dan orang-orang yang menuduh wanita-wanita yang baik-baik dan mereka tidak mendatangkan empat orang saksi, maka deralah mereka delapan puluh kali dera, dan janganlah kamu terima kesaksian mereka buat selama-lamanya. Dan mereka itulah orang-orang yang fasik.”

QS Al-Baqarah(2):197
Artinya: “Haji adalah beberapa bulan yang dimaklumi, barangsiapa yang menetapkan niatnya dalam bulan itu akan mengerjakan haji, maka tidak boleh rafats, berbuat fasik dan berbantah bantahan di dalam masa mengerjakan haji. Dan apa yang kamu kerjakan berupa kebaikan, niscaya Allah mengetahuinya. Berbekallah, dan sesungguhnya sebaik-baik bekal adalah takwa dan bertakwalah kepada-Ku hai orang-orang yang berakal.”
Kafir (berasal dari bahasa Arab كافر kāfir; plural كفّار kuffār) secara harfiah berarti orang yang menyembunyikan atau mengingkari kebenaran. Dalam terminologi kultural kata ini digunakan dalam agama Islam untuk merujuk kepada non muslim atau kepada muslim yang mengingkari nikmat Allah (sebagai lawan dari kata syakir, yang berarti orang yang bersyukur). [1]


[sunting] Kata Kafir dalam Al Qur'an
Di dalam Al Qur'an, kitab suci agama islam, kata kafir dan variasinya digunakan dalam beberapa penggunaan yang berbeda [2]:

Kufur at-tauhid (Menolak tauhid): Dialamatkan kepada mereka yang menolak bahwa Tuhan itu satu.
Sesungguhnya orang-orang kafir, sama saja bagi mereka, kamu beri peringatan atau tidak kamu beri peringatan, mereka tidak juga akan beriman. (Al-Baqarah ayat 6)
Kufur al-ni`mah (mengingkari nikmat): Dialamatkan kepada mereka yang tidak mau bersyukur kepadaTuhan
Karena itu, ingatlah kamu kepada-Ku niscaya Aku ingat (pula) kepadamu, dan bersyukurlah kepada-Ku, dan janganlah kamu mengingkari (nikmat)-Ku (la takfurun). (Al-Baqarah ayat 152)
Kufur at-tabarri (melepaskan diri)
Sesungguhnya telah ada suri tauladan yang baik bagimu pada Ibrahim dan orang-orang yang bersama dengan dia; ketika mereka berkata kepada kaum mereka: "Sesungguhnya kami berlepas diri daripada kamu dan daripada apa yang kamu sembah selain Allah, kami ingkari (kekafiran)mu (kafarna bikum)..." (Al-Mumtahanah ayat 4)
Kufur al-juhud: Mengingkari sesuatu
..maka setelah datang kepada mereka apa yang telah mereka ketahui, mereka lalu ingkar (kafaru) kepadanya. (Al-Baqarah ayat 89)
Kufur at-taghtiyah: (menanam/mengubur sesuatu)
Ketahuilah, bahwa sesungguhnya kehidupan dunia ini hanyalah permainan dan suatu yang melalaikan, perhiasan dan bermegah- megah antara kamu serta berbangga-banggaan tentang banyaknya harta dan anak, seperti hujan yang tanam-tanamannya mengagumkan para petani (kuffar)(Al-Hadid 20)

Kamis, 05 Februari 2009

DEFINISI SYIRIK

Syirik yaitu menyamakan selain Allah dengan Allah dalam Rububiyyah dan Uluhiyyah Allah Subhanahu wa Ta'ala. Umumnya menyekutukan dalam Uluhiyyah Allah, yaitu hal-hal yang merupakan kekhususan bagi Allah, seperti berdo'a kepada selain Allah disamping berdo'a kepada Allah, atau memalingkan suatu bentuk ibadah seperti menyembelih (kurban), bernadzar, berdo'a dan sebagainya kepada selainNya.

Karena itu, barangsiapa menyembah selain Allah berarti ia meletakkan ibadah tidak pada tempatnya dan memberikannya kepada yang tidak berhak, dan itu merupakan kezhaliman yang paling besar.

Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman.

"Artinya : Sesungguhnya menyekutukan (Allah) adalah benar-benar kezhaliman yang besar"[ Luqman: 13]

Allah tidak akan mengampuni orang yang berbuat syirik kepadaNya, jika ia meninggal dunia dalam kemusyrikannya.

Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman.

"Artinya : Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik, dan Dia mengampuni segala dosa yang selain dari (syirik) itu, bagi siapa yang dikehendaki-Nya. Barangsiapa yang mempersekutukan Allah, maka sungguh ia telah berbuat dosa yang besar".[An-Nisaa': 48]

Surga-pun Diharamkan Atas Orang Musyrik.
Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman.

"Artinya : Sesungguhnya orang yang mempersekutukan (sesuatu dengan) Allah, maka pasti Allah mengharamkan Surga kepadanya, dan tempatnya ialah Neraka, tidaklah ada bagi orang-orang zhalim itu seorang penolong pun"[ Al-Maa'idah: 72]

Syirik Menghapuskan Pahala Segala Amal Kebaikan.
Allah Azza wa Jalla berfirman.

"Artinya : Seandainya mereka mempersekutukan Allah, niscaya lenyaplah dari mereka amalan yang telah mereka kerjakan"[Al-An'aam: 88]

Firman Allah Subhanahu wa Ta'ala.

"Artinya : Dan sesungguhnya telah diwahyukan kepadamu dan kepada (Nabi-Nabi) sebelummu: "Jika kamu mempersekutukan (Allah), niscaya akan hapus amalmu dan tentulah kamu termasuk orang-orang yang merugi"[Az-Zumar: 65]

Orang Musyrik Itu Halal Darah Dan Hartanya.
Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman.

"Artinya : ...Maka bunuhlah orang-orang musyirikin dimana saja kamu jumpai mereka, dan tangkaplah mereka. Kepunglah mereka dan intailah di tempat pengintaian..."[At-Taubah: 5]

Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda.

"Artinya : Aku diperintahkan untuk memerangi manusia sampai mereka bersaksi bahwa tiada sesembahan yang haq melainkan Allah dan bahwa Muhammad utusan Allah, mendirikan shalat, dan membayar zakat. Jika mereka telah melakukan hal tersebut, maka darah dan harta mereka aku lindungi kecuali dengan hak Islam dan hisab mereka ada pada Allah Azza wa jalla"[2]

Syirik adalah dosa besar yang paling besar, kezhaliman yang paling zhalim dan kemungkaran yang paling mungkar.

JENIS-JENIS SYIRIK

Syirik Ada Dua Jenis : Syirik Besar dan Syirik Kecil.

[1]. Syirik Besar
Syirik besar bisa mengeluarkan pelakunya dari agama Islam dan menjadikannya kekal di dalam Neraka, jika ia meninggal dunia dan belum bertaubat daripadanya.

Syirik besar adalah memalingkan sesuatu bentuk ibadah kepada selain Allah, seperti berdo'a kepada selain Allah atau mendekatkan diri kepadanya dengan penyembelihan kurban atau nadzar untuk selain Allah, baik untuk kuburan, jin atau syaitan, atau mengharap sesuatu selain Allah, yang tidak kuasa memberikan manfaat maupun mudharat.

Syirik Besar Itu Ada Empat Macam.

[a]. Syirik Do'a, yaitu di samping dia berdo'a kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala, ia juga berdo'a kepada selainNya. [3]

[b]. Syirik Niat, Keinginan dan Tujuan, yaitu ia menunjukkan suatu ibadah untuk selain Allah Subhanahu wa Ta'ala [4]

[c]. Syirik Ketaatan, yaitu mentaati kepada selain Allah dalam hal maksiyat kepada Allah [5]

[d]. Syirik Mahabbah (Kecintaan), yaitu menyamakan selain Allah dengan Allah dalam hal kecintaan. [6]

[2]. Syirik Kecil
Syirik kecil tidak menjadikan pelakunya keluar dari agama Islam, tetapi ia mengurangi tauhid dan merupakan wasilah (perantara) kepada syirik besar.

Syirik Kecil Ada Dua Macam.

[a]. Syirik Zhahir (Nyata), yaitu syirik kecil yang dalam bentuk ucapan dan perbuatan. Dalam bentuk ucapan misalnya, bersumpah dengan nama selain Allah.

Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda.

"Artinya : Barangsiapa bersumpah dengan nama selain Allah, maka ia telah berbuat kufur atau syirik"[7]

Qutailah Radhiyallahuma menuturkan bahwa ada seorang Yahudi yang datang kepada Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam, dan berkata: "Sesungguhnya kamu sekalian melakukan perbuatan syirik. Kamu mengucapkan: "Atas kehendak Allah dan kehendakmu" dan mengucapkan: "Demi Ka'bah". Maka Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam memerintahkan para Shahabat apabila hendak bersumpah supaya mengucapkan, "Demi Allah Pemilik Ka'bah" dan mengucapkan: "Atas kehendak Allah kemudian atas kehendakmu"[8]

Syirik dalam bentuk ucapan, yaitu perkataan.
"Kalau bukan karena kehendak Allah dan kehendak fulan"
Ucapan tersebut salah, dan yang benar adalah.
"Kalau bukan karena kehendak Allah, kemudian karena kehendak si fulan"

Kata (kemudian) menunjukkan tertib berurutan, yang berarti menjadikan kehendak hamba mengikuti kehendak Allah.[9]

[b]. Syirik Khafi (Tersembunyi), yaitu syirik dalam hal keinginan dan niat, seperti riya' (ingin dipuji orang) dan sum'ah (ingin didengar orang) dan lainnya.

Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam bersabda.

"Sesungguhnya yang paling aku takutkan atas kalian adalah syirik kecil. "Mereka (para Shahabat) bertanya: "Apakah syirik kecil itu, ya Rasulullah?" .Beliau Shallallahu 'alaihi wa sallam menjawab: "Yaitu riya'"[10]